Rabu, 28 September 2016

WISATA CURUG CIJALU,SUBANG,JAWA BARAT


         Pada tanggal 30 Mei 2016 saya dan ketiga teman saya melakukan perjalanan touring ke Purwakarta dengan tujuan ke wisata curug cijalu.berangkat pukul setengah 6 pagi dari Bekasi dan tiba di purwakarta pukul 11 pagi.acara touring ini sudah di perbincangkan seminggu sebelum hari-H dan akhirnya acara toruing ini terlaksanakan.berangkat melalui jalan raya karawang kosambi hingga sampai Purwakarta kota lalu melewati jalan arah Subang.setiba nya disana kami langsung memasuki kawasan wisata tersebut dengan melewati jalan yang menaik keatas melewati perkebunan teh yang sangat indah dan tidak lupa kami sempatkan untu berfoto atau selfie bersama biar kekinian katanya haha.harga tiket masuk curug cijalu adalah 15 ribu rupiah/Orang dan parkir motor 10 ribu rupiah.dengan kesempatan ini saya akan menjelaskan keaadan lebih rinci dari wisata curug cijalu tersebut.



 Sejarah

Menurut cerita, sebelum diberi nama Cijalu, curug itu biasa disebut Curug Cikondang. Namun ketika seorang pendekar (jawara) datang ke daerah ini, akhirnya nama Cikondang diubah menjadi Cijalu. Nama ini perpaduan antara dua kata cai dan jalu (bahasa Sunda).

Curug Cijalu memiliki ketinggian lebih dari 70 meter dengan tumpahan airnya mengalir deras membelah bukit di puncak Gunung Sunda, sekitar 1300 meter di atas permukaan laut.  Curug Cijalu ditemani oleh air terjun lain yang dikenal dengan nama Curug Perempuan yang terletak sekitar 100 meter sebelum Curug Cijalu.

Curug Cijalu ini berada dalam kawasan Cagar Alam Gunung Burangrang yang sesungguhnya lebih pantas disebut Cagar Alam Gunung Sunda yang memiliki luas 2 Ha dan termasuk di hutan produksi blok Cijengkol KPH Bandung Utara, BKPH Wanayasa, RPH Tangkuban Perahu.  Konfigurasi lapangan umumnya bergelombang dengan curah hujan 2.700mm/th dan suhu udara berkisar 18-26C.

Selain Curug Cijalu di kawasan ini terdapat juga curug lain yang lebih tinggi (di atas 90 m).  Curug tersebut bernama Curug Cilemper.  Jarak Curug Cijalu ke Curug Cilemper sekitar 1500 m.  Selain lebih tinggi dan lebih deras debitnya Curug Cilemper ini dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi  dan lebatnya pepohonan dan tumbuhan paku-pakuan.  Di dasar curug ini terdapat kolam besar dengan air yang sangat dingin mengalir diantara bebatuan besar, dari kolam tadi mengalir sungai kecil beraliran cukup deras menuju bawah tanah.  Untuk menuju ke sana sangat sulit karena harus melewati jalan setapak membelah hutan dan juga menyusuri aliran sungai.

Dulu sebelum dikelola kedua curug ini sudah sering dikunjungi orang-orang keturunan Tionghoa. Mereka menganggap curug itu tempat mandi para bidadari, tutur seorang penduduk Desa Cipancar yang sudah tinggal disana lebih dari enam puluh tahun. Kepercayaan ini timbul lantaran saat matahari pagi memancar, akan bermunculan pelangi-pelangi kecil memantul dari curug.

Lokasi

Terletak di Desa Cipancar, Kecamatan Sagala Herang, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS: -6° 42' 43.00", +107° 35' 49.00"

Aksesbilitas

Berjarak 37 Km dari kota Subang ke arah Selatan (1 jam perjalanan) atau sekitar 50 km dari Kota Bandung ke arah utara (1,5 jam perjalanan).  Sekain itu juga dapat dicapai melalui Purwakarta kurang lebih 25 km ke arah Wanayasa.  Kondisi jalan, umumnya beraspal dan hanya sebagian kecil yang masih berupa jalan batu, dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat. .

Jika dari arah Wanayasa (di jalan raya yang menghubungkan Subang dan Purwakarta) sekitar 5 km setelah pasar Wanayasa, tepatnya di pangkalan ojek Kampung Legok Barong, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes ambil belokan kanan memasuki jalan desa ke arah Desa Cipancar.  Jarak Curug Cijalu ini dari pangkalan ojek tersebut sekitar 4 km.  Jalan masuk ke curug ini sudah ditandai plang dan petunjuk arah yang jelas. Kondisi jalan masuk ini sudah beraspal meski dibeberapa bagian sudah mulai banyak terkelupas.

Bagi yang menggunakan kendaraan umum dari Purwakarta naik angkot 01 jurusan Pasar Rebo.  Selanjutnya dari Pasar Rebo ini disambung dengan elf jurusan Wanayasa.  Turun di Pasar Wanayasa.  Selanjutnya dari pasar tersebut perjalanan diteruskan dengan naik ojek atau colt carteran (omprengan) hingga ke pintu gerbang I Taman Wisata Alam Curug Cijalu.  Ongkos ojek sekitar Rp 15000 hingga 20000 per orang.    

Setelah membayar ongkos masuk di pintu gerbang I, perjalanan diteruskan menuju pintu gerbang II dengan melewati jalan yang kondisi aspalnya banyak terkelupas, sempit dan mananjak.  Jarak dari pintu gerbang I ke II sekitar 3 km jauhnya.  Selanjutnya untuk menuju ke lokasi curug masih harus berjalan kaki sekitar 300 m melewati area bumi prkemahan dan jalan batu bertangga-tangga dari pintu gerbang II tersebut. 

Fasilitas dan Akomodasi

Selain adanya warung makan dan minum yang banyak ditemui di area wisata ini, fasilitas yang tersedia adalah loket karcis, pos jaga, tempat parkir, shelter, tempat sampah, jalan setapak, tempat duduk, mushola dan instalasi air.  Juga terdapat pula lapangan sebagai areal untuk camping bagi para pengunjung.

SEJARAH BULUTANGKIS DI INDONESIA

Hasil gambar untuk BULUTANGKIS INDONESIA 


              Bulutangkis (Badminton) adalah olahraga kegemaran saya sejak kecil.dahulu sejak saya menginjak kelas 5 sd sering diajak bermain bulutangkis setiap malam bersama ayah dan hampir setiap malam ketika besok hari libur saya selalu bermain bersama teman kecil dulu.sampai sekarang saya masih menggemari olahraga tersebut.maka dari itu saya ingin membahas tugas ini dengan passion yang menyangkut dengan hobi saya yaitu sejarah olahraga bulutangkis di Indonesia.
                
Sejarah bulutangkis di Indonesia sudah cukup lama. Ada yang memperkirakan, bangsa Indonesia sudah mengenal bulutangkis sejak tahun 1930-an. Saat itu, bulu tangkis dinaungi oleh Ikatan Sport Indonesia (ISI). Bulutangkis makin berkembang pasca kemerdekaan. Pada tahun 1947, di Jakarta, berdiri persatuan bulutangkis bernama Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI). Dan, pada 5 Mei 1951, terbentuklah Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

PBSI lahir di tengah gejolak revolusi. Saat itu, sebagai bangsa yang baru lahir, Indonesia berjuang keras agar punya prestasi di tingkat dunia. Bung Karno sendiri menggelorakan “Nation Building”. Ia menganjurkan agar olahraga bisa menjadi alat untuk mengenalkan Indonesia pada dunia. Bung Karno kemudian menerbitkan Kepres No 263/1963 untuk mencanangkan Indonesia jadi 10 besar dalam bidang olahraga. Tim bulutangkis segera menerjemahkan keinginan Bung Karno itu. PBSI pun berpartisipasi dalam IBF tahun 1953.

Tahun 1958, Indonesia ikut piala Thomas di Singapura. Awalnya, tim bulutangkis Indonesia belum “direken”. Jaman itu, tahun 1950-an, raksasa bulu tangkis ada di Amerika Serikat, Malaya (Malaysia), Inggris, Denmark, dan Thailand. Namun, siapa sangka, Indonesia justru tampil perkasa. Dua bintang Indonesia, Tan Joe Hok dan Ferry Sonnevile, tampil di “All Indonesian Final”. Yang patut dicatat, zaman itu masih zaman susah. Tidak ada anggaran yang melimpah untuk pembinaan olahraga. Bahkan, untuk memulangkan Ferry Sonnevile yang sedang belajar di Negeri Belanda, PBSI harus mengumpulkan dana melalui “Dompet Ferry Sonnevile” untuk beli tiket pesawat.

“Oleh karena itu maka pada saat Saja memberi restu kepada regu Thomas Cup pertama kali saya telah berkata, hai, anak-anakku, kau pergilah kepertandingan Thomas cup itu. Aku tidak bisa memberi bekal kepadamu daripada restuku dan daripada permintaan kepadamu, supaja engkau sekalian dedicate engkau-punja hidup itu kepada sesuatu hal yang luhur dan suci,” demikian pesan Bung Karno kepada tim Thomas Cup Indonesa.

Tahun 1961, tim bulutangkis Indonesia kembali merebut piala. Indonesia menumbangkan raksasa Thailand di final. Lalu, di piala Thomas 1964 di Tokyo, Jepang, Indonesia kembali menang setelah menumbangkan Denmark. Namun, saat piala Thomas 1967 di Jakarta, Indonesia justru gagal. Penyebabnya, Indonesia diskor karena insiden penonton. Namun, di piala Thomas 1970 di Kuala Lumpur, Malaysia, Indonesia berhasil membalasnya.

Era Kejayaan
Era 1960-an hingga 1970-an boleh disebut era kejayaan bulutangkis Indonesia. Jaman itu muncul legenda besar: Rudy Hartono. Namanya tercatat di Guinness Book of World Records sebagai pemegang rekor All-England. Rudy Hartono merebut juara All-England sebanyak delapan kali. Tujuh kali berturut-turut, yaitu dari 1967 hingga 1974. Kemudian menang lagi di tahun 1976. Saingan terdekatnya, Erland Kops, meraih juara 7 kali.

Sementara tim ganda putra Indonesia, Tjuntjun/Johan Wahjudi, merebut juara ganda putra selama 6 kali. Prestasi itu menyamai rekor Fin Kobbero/Poul Erik Nielsen (Denmark).
Tahun 1980-an, China mulai muncul sebagai saingan. Di kejuaraan All-England, Indonesia hanya menjadi juara di tahun 1981, yakni Liem Swie King. Sisanya didominasi oleh China dan Denmark. Di ajang piala Thomas, Indonesia hanya menang saat piala Thomas 1984 di Kuala Lumpur. Sedangkan piala Uber diborong oleh China.
Tahun 1990-an hingga 2000-an, Indonesia bangkit lagi. Tahun 1992, di Olimpiade Bercelona, Indonesia menorehkan sejarah baru. Dan, sejarah itu dipersembahkan oleh olahraga Bulutangkis. Ini pertama kalinya kontingen Indonesia membawa pulang medali emas. Dahsyatnya, tim bulutangkis Indonesia merebut 2 emas, 2 perak, dan 1 perunggu.
Medali emas pertama diraih oleh Susi Susanti di tunggal putri, lalu disusul oleh Alan Budikusuma di tunggal putra. Medali perak dipersembahkan oleh Ardi B Wiranata (tunggal putra) dan Eddy Hartono-Rudy Gunawan (ganda putra). Sementara medali perunggu diraih oleh Hermawan Susanto (tunggal putra).

Empat tahun berikutnya, di Olympiade Atlanta, tim bulu tangkis Indonesia kembali membawa pulang 1 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Kali ini medali emas dipersembahkan pasangan ganda putra legendaris,  Rexy Mainaky-Ricky Subagja. Sedangkan di piala Thomas Indonesia berhasil menjuarai 5 kali berturut-turut: 1994, 1996, 1998, 2000, dan 2002. Sedangkan di kejuaraan All-England Indonesia juara tiga kali: Ardi Wiranata (1991) dan Haryanto Arbi (1993 dan 1994). Sedangkan di piala Uber, Indonesia menang dua kali: 1994 dan 1996.pada olimpiade london 2012 Indonesia tanpa medali.olimpiade berikut nya yaitu Olimpiade Rio 2016 Wakil Indonesia dalam ganda campuran,Tontowi Amad dan Liliyana Natsir atau yang sering kita sebut Owi dan Butet,berhasil mengembalikan tradisi emas olimpiade untuk Bulutangkis Indonesia dengan berhasil mengalahkan  wakil Malaysia Peng Soon/Goh Liu Ying berakhir untuk kemenangan Indonesia dengan 2 set langsung 21-14 dan 21-12 . Maka dengan hasil ini membuat Tantowi Ahmad/Liliana Natsir mendapatkan Medali Emas Juara Ganda Campuran Bulutangkis Olimpiade Rio 2016 dan menjadi Kado yang sangat indah untuk HUT RI ke 71.

Masa surut
Tahun 2000an hingga sekarang, bulutangkis Indonesia mengalami kejatuhan. Sejak 2004 hingga 2012 (era pemerintahan SBY), Indonesia tak pernah lagi membawa pulang piala Thomas dan Piala Uber. Piala All England juga tak pernah lagi dipegang Indonesia.
Di piala Thomas 2012, Indonesia malah tidak masuk di semi-final. Tim Indonesia ditumbangkan Jepang. Itulah pertama-kalinya Indonesia tidak masuk semi-final dalam kejuaraan bergengsi itu.

Apa penyebab kemunduran itu? Banyak yang menyalahkan kepengurusan PBSI. Untuk diketahui, Ketua PBSI saat ini adalah Gita Wirjawan, yang sekarang ini menjabat Menteri Perdagangan. Ini juga masalah: Menteri kok ngurusi olahraga! Jadi menteri saja gak becus, apalagi memimpin PBSI. Karena itu, sudah saatnya pengurus olahraga diserahkan kepada orang-orang yang kompeten. Jangan lagi diserahkan kepada birokrat-birokrat yang tak tahu sama sekali mengenai olahraga. Problem lainnya adalah lambatnya regenerasi. Dibandingkan dengan China, yang merajai bulutangkis dunia saat ini, regenerasi Indonesia sangat lambat. Padahal, negeri ini punya segudang legenda bulutangkis. Faktor lainnya: minimnya dukungan fasilitas, minimnya pembinaan usia dini, dan minimnya kompetisi.


Namun, bagi saya, ada faktor yang lebih krusial yang membuat bulutangkis Indonesia tersungkur. Yakni, bulutangkis tak lagi menjadi olahraga rakyat. Kita makin sulit menemukan lapangan bulutangkis di kampung-kampung. Sementara, di sisi lain, fasilitas olahraga—termasuk GOR—mulai dibisniskan.

Arti dari lambang PBSI

 Adalah sebagai berikut :

1. Terdiri dari 5 warna yang mempunyai arti, antara lain :
- Kuning : Simbul kejayaan
- Hijau : Kesejahteraan dan kemakmuran
- Hitam : Kesetiaan dan kekal
- Merah : Keberanian
- Putih : Kejujuran

2. Gambar Kapas : Berjumlah 17 biji yaitu melambangkan angka keramat yaitu hari proklamasi.

3. Gambar Shuttlecock : Dengan delapan bulu, melambangkan 8 atau bulan agustus.

4. Huruf PBSI : terdiri dari 4 dihubungkan dengan gambar ½ lingkaran sebanyak 5 biji berwarna merah dibawah shuttlecock, melambangkan tahun 1945.

5. Gambar Padi : sebanyak 51 butir yang melambangkan hari lahirnya PBSI yaitu tahun tanggal 5 Mei 1951.

6. Gambar Perisai : Adalah simbul ketahanan, keuletan, rendah diri tapi ulet, kuat dan tekun.

            Jadi,tujuan saya membuat blog tentang passion saya di Indonesia yaitu tentang olahraga bulutangkis adalah ingin memberitahu khalayak muda bahwa olahraga bulutangkis adalah olahraga yang menyenangkan dan bisa melatih konsentrasi,fokus,serta mental yang baik.sekian!

PEMBIAYAAN USAHA BARU

Untuk melakukan usaha dalam pengembangannyan tentu kita memerlukan suatu pembiayaan yang begitu banyak sehingga harus melakukan suatu usaha...