Jumat, 21 April 2017

AGAMA DAN MANUSIA

Rizman Triantoro
Universitas Gunadarma
Ahmad Nasher Si,Kom.MM

     Hallo Assalamualaikum.kali ini saya akan membahas tentang agama dan manusia.sudah beribu ribu abad kehidupan manusia di bumi telah terilewati dan sekarang adalah zaman akhir kehidupan.sejak awal hidupnya manusia yaitu Nabi Adam As,beserta istri beliau yang tumbuh melalui tulang rusuk nya yaitu Hawa,Hingga Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah memperjuangkan agama Islam pada masa nya sampai saat ini pun masih tetap diperjuangkan oleh seluruh umat nya.kehidupan manusia diawali dengan keyakinan,tak terkecuali dengan agama.memang agama sudah begitu melekat dalam kehidupan seluruh manusia di dunia ini.meskipun berbeda keyakinan,tetapi tetap menjunjung tinggi setiap perbedaan yang ada.begitulah fungsi dari adanya agama untuk kehidupan manusia,yaitu untuk menciptakan kedamaian dari setiap perbedaan yang ada di muka bumi ini.berikut adalah penjelasan tentang agama dan manusia mari di bacaaa :D

A.  Pengertian Manusia
Quraish Shihab mengutip dari Alexis Carrel dalam “Man the Unknown”, bahwa banyak kesukaran yang dihadapi untuk mengetahui hakikat manusia, karena keterbatasan-keterbatasan manusia sendiri. Istilah kunci yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk pada pengertian manusia menggunakan kata-kata basyar, al-insan, dan ann-nas. Kata basyar disebut dalam Al-Qur’an 27 kali. Kata basyar menunjuk pada pengertian manusia sebagai makhluk biologis (QS Ali ‘Imran 3:47) tegasnya memberi pengertian kepada sifat biologis manusia, seperti makan, minum, hubungan seksual dan lain-lain.
Kata al-insan dituturkan sampai 65 kali dalamAl-Qur’an yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori. Pertama al-insan dihubungkan dengan khalifah sebagai penanggung amanah (QS Al-Ahzab 3:72), kedua al-insan dihubungankan dengan predisposisi negatif dalam diri manusia misalnya sifat keluh kesah, kikir (QS Al-Ma’arij 70:19-21) dan ketiga al-insan dihubungkan dengan proses penciptaannya yang terdiri dari unsur materi dan nonmateri (QS Al-Hijr 15:28-29). Semua konteksal-insan ini menunjuk pada sifat-sifat manusia psikologis dan spiritual. Kata an-nas yang disebut sebanyak 240 dalam Al-Qur’an mengacu kepada manusia sebagai makhluk sosial dengan karateristik tertentu misalnya mereka mengaku beriman padahal sebenarnya tidak (QS Al-Baqarah 2:8)
Dari uraian ketiga makna untuk manusia tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah mahkluk biologis, psikologis dan sosial. Ketiganya harus dikembangkan dan diperhatikan hak maupun kewajibannya secara seimbang dan selalu berada dalam hukum-hukum yang berlaku (sunnatullah).

1.    Tujuan Penciptaan Manusia
Kata “Abdi” berasal dari kata bahasa Arab yang artinya memperhambakan diri, ibadah (mengabdi/memperhambakan diri). Manusia diciptakan oleh Allah agar ia beribadah kepada-Nya. Pengertian ibadah di sini tidak sesempit pengertian ibadah yang dianut oleh masyarakat pada umumnya, yakni kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji tetapi seluas pengertian yang dikandung oleh kata memperhambakan dirinya sebagai hamba  Allah. Berbuat sesuai dengan kehendak dan kesukaann (ridha) Nya dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.

2.    Fungsi dan Kedudukan Manusia
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, segala pernyataan yang keluar dari mulut tentunya dapat tersingkap dengan jelas dan lugas lewat kitab suci Al-Qur’an sebagai satu kitab yang abadi. Dia menjelaskan bahwa Allah menjadikan manusia itu agar ia menjadi khalifah (pemimpin) di atas bumi ini dan kedudukan ini sudah tampak jelas pada diri Adam (QS Al-An’am 6:165 dan QS Al-Baqarah 2:30) di sisi Allah menganugerahkan kepada manusia segala yang ada dibumi, semula itu untuk kepentingan manusia (ia menciptakan untukmu seluruh apa yang ada dibumi ini. QS Al-Baqarah 2:29). Maka sebagai tanggung jawab kekhalifahan dan tugas utama umat manusia sebagai makhluk Allah, ia harus selalu menghambakan dirinya kepada Allah Swt.
Untuk mempertahankan posisi manusia tersebut, Tuhan menjadikan alam ini lebih rendah martabatnya daripada  manusia. Oleh karena itu, manusia diarahkan Tuhan agar tidak tunduk kepada alam, gejala alam (QS Al-Jatsiah 45:13) melainkan hanya tunduk kepada-Nya saja sebagai hamba Allah (QS Al-Dzarait 51:56). Manusia harus menaklukanya, dengan kata lain manusia harus membebaskan dirinya dari mensakralkan atau menuhankan alam.
Jadi dari uraian tersebut diatas bisa ditarik kesimpulan secara singkat bahwa manusia hakikatnya adalah makhluk biologis, psikolsogi dan sosial yang memiliki dua predikat statusnya dihadapan Allah sebagai Hamba Allah (QS Al-Dzarait 51:56) dan fungsinya didunia sebagaikhalifah Allah (QS Al-Baqarah 2:30); al-An’am 6:165), mengantur alam dan mengelolanya untuk mencapai kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dalam masyarakat dengan tetap tunduk dan patuh kepada sunnatullah.

3.  Hakekat Manusia Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an memandang manusia sebagaimana fitrahnya yang suci dan mulia, bukan sebagai manusia yang kotor dan penuh dosa. Peristiwa yang menimpa Nabi Adam sebagai cikal bakal manusia, yang melakukan dosa dengan melanggar larangan Tuhan, mengakibatkan Adam dan istrinya diturunkan dari surga, tidak bisa dijadikan argumen bahwa manusia pada hakikatnya adalah pembawa dosa turunan. Al-Quran justru memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang dalam perjalanan menuju suatu kehidupan spiritual yang suci dan abadi di negeri akhirat, meski dia harus melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa saat melakukan kesalahan di dalam hidupnya di dunia ini. Bahkan manusia diisyaratkan sebagai makhluk spiritual yang sifat aslinya adalah berpembawaan baik (positif, haniif).
Karena itu, kualitas, hakikat, fitrah, kesejatian manusia adalah baik, benar, dan indah. Tidak ada makhluk di dunia ini yang memiliki kualitas dan kesejatian semulia itu . Sungguhpun demikian, harus diakui bahwa kualitas dan hakikat baik benar dan indah itu selalu mengisyaratkan dilema-dilema dalam proses pencapaiannya. Artinya, hal tersebut mengisyaratkan sebuah proses perjuangan yang amat berat untuk bisa menyandang predikat seagung itu. Sebab didalam hidup manusia selalu dihadapkan pada dua tantangan moral yang saling mengalahkan satu sama lain. Karena itu, kualitas sebaliknya yaitu buruk, salah, dan jelek selalu menjadi batu sandungan bagi manusia untuk meraih prestasi sebagai manusia berkualitas mutaqqin di atas.
Gambaran al-Qur’an tentang kualitas dan hakikat manusia di atas megingatkan kita pada teorisuperego yang dikemukakan oleh sigmund Freud, seorang ahli psikoanalisa kenamaan yang pendapatnya banyak dijadika rujukan tatkala orang berbicara tentang kualitas jiwa manusia.
Menurut Freud, superego selalu mendampingi ego. Jika ego yang mempunyai berbagai tenaga pendorong yang sangat kuat dan vital (libido bitalis), sehingga penyaluran dorongan ego (nafsu lawwamah/nafsu buruk) tidak mudah menempuh jalan melalui superego (nafsu muthmainnah/nafsu baik). Karena superego (nafsu muthmainnah) berfungsi sebagai badan sensor atau pengendali ego manusia.Sebaliknya, superego pun sewaktu-waktu bisa memberikan justifikasi terhadap ego manakala instink, intuisi, dan intelegensi –ditambah dengan petunjuk wahyu bagi orang beragama– bekerja secara matang dan integral. Artinya superego bisa memberikan pembenaran pada ego manakala ego bekerja ke arah yang positif. Ego yang liar dan tak terkendali adalah ego yang negatif, ego yang merusak kualitas dan hakikat manusia itu sendiri. Manusia terdiri dari sekumpulan organ tubuh, zat kimia, dan unsur biologis yang semuanya itu terdiri dari zat dan materi Secara Spiritual manusia adalah roh atau jiwa. Secara Dualisme manusia terdiri dari dua subtansi, yaitu jasmani dann ruhani (Jasad dan roh). Potensi dasar manusia menurut jasmani ialah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, di darat, laut maupun udara. Dan jika dari Ruhani, manusia mempunyai akal dan hati untuk berfikir (kognitif), rasa (affektif), dan perilaku (psikomotorik). Manusia diciptakan dengan untuk mempunyai kecerdasan.

B.  Pengertian Agama

1.    Arti Agama
Dari segi Istilah mempunyai 2 macam pengertian yaitu pengertian secara asal usul kata (etimologi) dan pengertian secara istilah (terminologi).
Pengertian Agama menurut bahasa ada dua macam :
a. Agama berasal dari bahasa sansekerta yang diartikan dengan : haluan, peraturan, jalan, atau kebaktian kepada Tuhan.
b. Pendapat lain mengatakan : bahwa Agama itu sebenarnya terdiri dari dua buah perkataan yaitu “A” berarti tidak dan “GAMA” berarti kacau balau, tidak teratur jadi Agama berarti : tidak kacau balau yang berarti teratur.
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hidup beragama itu adalah hidup yang teratur, sesuai dengan haluan, atau jalan yang telah dilimpahkan Tuhan dan dijiwai  oleh semangat kebaktian kepada Tuhan.
Ada beberapa kata asing sinonim dengan kata agama :

a.    RELIGION yang berarti terikat, di sini dapat disimpulkan bahwa hidup beragama itu bukanlah hidup yang lepas bebas, melainkan adalah hidup yang terikat oleh norma-norma atau peraturan-peraturan.
b.    GODSDIENT berarti kepercayaan dan kebaktian kepada Tuhan. Jadi hidup beragama adalah hidup yang dilandasi oleh kepercayaan atau keimanan kepada Tuhan serta kebaktian atau pengabdian kepada-Nya.
c.    ASY-SYARIAH adalah suatu nama untuk bagian-bagian hukum (undang-undang) meliputi masa hidup pokok atau dikembalikan kepada Nash dari Al-Quran Hadits atau pun tidak.
d.   AD-DIN menurut bahasa arab yang dapat berarti :
1.        Adat kebiasaan atau tingkah laku.
2.        Taat, patuh, dan tunduk kepada Tuhan.
3.        Hukum-hukum atau peraturan-peraturan.
4.        Juga kata-kata Ad-Diin itu untuk menyebut salah satu peristiwa yang amat mengharukan/dahsyat yaitu hari kiamat/hari pembalasan.

2.    Perlunya Agama untuk Manusia
Benar manusia bisa hidup tanpa agama, sebagaimna halnya dengan makhluk-makhluk lainnya di muka bumi ini seperti khayawan. Akan tetapi kita harus menginsyafi bahwa manusia mempunyai martabat yang lebih tinggi dari makhluk-makhluk lainnya itu Manusia telah dikaruniai jasmani dan rohani yang lebih baik. Manusia telah dikaruniai akal di samping hawa nafsu yang dengan akalnya itu ia dapat menciptakan kemajuan-kemajuan dalam hidupnya. Di samping manusia dikaruniai Agama, untuk mengendalikan akal dan hawa nafsunya itu, agar manusia dapat menciptakan kehidupan yang aman dan tenteram, rukun damai, serta adil dan makmur.
Agama adalah untuk manusia-manusia yang berakal sehat. Orang-orang yang tidak berakal sehat memang tidak memerlukan agama, dan kalaupun mereka beragama namun agama itu tidak berfaedah bagi mereka.

Hidup beragama adalah sesuai dengan martabat manusia sebagai makhluk yang tertinggi. Makhluk-makhluk lainnya di bumi ini lebih rendah martabatnya, dan mereka tidak memerlukan agama. Sebab itu, orang-orang yang membenci agama, atau yang ingin menghapuskan agama-agama di muka bumi ini berarti ingin menurunkan manusia itu kepada martabat yang lebih rendah lagi hina. Padahal kita sudah dikaruniai martabat yang mulia.

Dari sekian jiwa dari jumlah penduduk di dunia ini adalah umat yang beragama. Kalau sekiranya agama itu memang tidak diperlukan dan tidak bermanfaat bagi kehidupan manusia, niscaya tak akan terdapat jumlah yang begitu besar dari pemeluk-pemeluk agama dan niscaya kita tidak akan mewarisi bangunan-bangunan indah indah yang berupa pyramide-pyramide, kuil-kuil, candi-candi, gereja-gereja, dan masjid-masjid, musholla-musholla, yang berjuta-juta jumlahnya, tersebar di seluruh pelosok dunia ini. Dan niscaya juga Negara kita tak akan mengadakan suatu Departemen khusus untuk mengurusi kehidupan agama bangsa kita.

Hidup beragama adalah sesuai dengan fitrah manusia, adalah tuntutan hati nurani mereka. Sebab itu, orang-orang yang mengingkari agama adalah membohongi hati nuraninya sendiri. Hal ini dibuktikan oleh banyak peristiwa-peristiwa di mana orang-orang yang katanya anti agama, atau tidak percaya kepada adanya Tuhan, pada saat-saat mereka mengalami kesulitan atau di waktu mereka hampir mati, lalu menyebut-nyebut nama tuhan.

Sebenarnya tidak ada alasan bagi manusia  untuk  tidak mempercayai adanya Tuhan, dan untuk mengingkari agama-Nya, sebagai :
1.        Apabila kita mengaku bahwa roti tidak bisa ada orang yang membuatnya, mengapa kita tak percaya bahwa alam ini termasuk diri kita sendiri, pasti ada pula penciptanya?
2.        Apabila kita suka berterima kasih kepada seseorang yang memberi kita sepotong roti, mengapa kita tidak mau berterima kasih kepada Tuhan yang telah menciptakan semua alam ini, termasuk diri kita sendiri dan keluarga kita, serta harta kekayaan yang ada pada kita?
3.        Apabila bersedia menundukkan diri kita kepada hukum-hukum dan peraturan –peraturan yang dibuat oleh manusia, mengapa kita tidak mau tunduk dan patuh kepada hukum-hukum dan peraturan Tuhan Maha Mengetahui kepentingan-kepentingan hamba-Nya, dan Maha Pengasih kepada mereka?
Tak dapat diragukan bahwa agama telah memegang peranan penting dalam pembentukan watak dan pembinaan bangsa. Orang-orang yang masih hidup beragama dengan keyakinan yang teguh, niscaya semua ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatannya akan ditujukannya kepada kebaikan, dan ia akan menjauhi segala perkataan dan perbuatan yang tidak baik. Hal ini disebabkan karena : kepercayaan tentang :
a.         Adanya Tuhan Yang Maha Mengetahui segala perbuatan dan gerak-gerik semua makhluknya, baik yang dilakukan secara terang-terangan maupun dengan sembunyi-sembunyi.
b.        Bahwa Tuhan akan memberikan balasan di akhirat kelak atas semua perbuatan hamba-Nya yang dilakukan selagi  di dunia ini, baik atau buruk, dan  betapapun kecilnya.
c.         Semua perintah-perintah dan larangan-larangan Tuhan itu bukanlah untuk kepentingan Tuhan, melainkan untuk kepentingan manusia sendiri.
Dengan keyakinan dan kesadaran yang serupa itu ia akan mematuhi peraturan-peraturan dan hukum-hukum agama itu dengan ikhlas dan taat. Dan karena peraturan-peraturan serta hukum-hukum itu semuanya ditujukan kepada kebaikan, maka niscaya orang-orang yang menjalankannya akan mencapai kebaikan-kebaikan itu. Dengan demikian buah dari kebaikan yang telah dilakukannya itu kembali kepada dirinya sendiri dan masyarakatnya.

Beragama pada dasarnya merupakan kecenderungan manusia yang sesuai dengan instink dan fitrahnya untuk mengakui adanya kekuatan yang luar biasa di atas alam yang ada ini.

Instink itu lahir karena kekaguman manusia melihat ciptaan yang tidak bertara ini. Oleh karena itu beragama adalah tabiat atau naluri yang pertama. Pada manusia purba instink mengagumi kekuasaaan dan keagungan itu dalam bentuk mengakui banyak Tuhan dalam bentuk pengakuannya bahwa tiap-tiap sesuatu ada yang menguasainya, ada penguasa angin, penguasa air, dan ada penguasa setiap gerak pada diri manusia yang memberi manfaat pada dirinya atau menimbulkan kemelaratan dan kerusakan dalam alam ini.

Pada hakikatnya umat manusia itu di dalam hidupnya selalu diliputi oleh dua hal yang sangat dominan yaitu : Harapan dan kecemasan. Di samping itu kekaguman manusia atas segala proses yang terjadi di alam ini, pergantian siang dengan malam, timbulnya panas dan dingin, berpasang-pasangannya makhluk, dan berbeda-bedanya bentuk manusia sekalipun berasal dari ibu bapak yang sama.

Agama merupakan jawaban terhadap kebutuhan akan rasa aman, terutama pada hati manusia. Banyak umat manusia yang telah merasa menemukan agama/jalan hidupnya sesuai dengan keyakinannya sendiri-sendiri, sedangkan yang sebenarnya hanya agama Islam-lah yang akan benar-benar membeerikan rasa aman, dan memberikan harapan-harapan yang nyata, baik untuk kehidupan di dunia maupun di alam baka.

Agama merupakn tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Agama dalam islam adalah cara hdiup, cara berfikir, berdialogi dan bertindak. Agama meliputi sistem_sistem politik, ekonomi, sosial, undang_undang dan ketatanegaraan. Agama berperan dalam membentuk pribadi insan kamil disamping juga membentuk masyrakat yang ideal.
Orang yang beragama lazimnya memiliki keyakinan terhadap Tuhan yang mengatur kelangsungan hidup, berupa aturan-aturan langit yang diyakni untuk dijalankan oleh segenap penganutnya. Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa agama menawarkan solusi atas problem psikologis manusia. Persoalan yang dihadapi psikologis manusia, agama kemudian menjadi terapi, sehingga problem-problem terselesaikan. Orang yang beragama atau meyakini sepenuhnya ajaran agama yang dainutnya mutlak benar, maka perilakunya secara psikologis terdeskripsi bahwa ia adalah pengamal agama yang baik. Meskipun fenomenalnya, masih ada sebagian kecil personal yang bertentangan antara amalan agama dengan perilaku sosialnya. 

Argumen  bahwa orang yang beragama tidak selalu berperilaku baik adalah benar. Faktor penyebab perilaku tidak menjadi cerminan keberagamaan seseorang, dapat saja ditimbulkan oleh faktor kejiwaan, factor social, factor budaya, atau faktor lingkungan lain yang turut memberi pengaruh.1

Frued mencoba menjelaskan bahwa agama adalah reaksi manusia atas ketakutannya sendiri. Agama dalam ciri psikologisnya adalah sebuah ilusi, yakni kepercayaan yang dasar utamnya adalah angan-angan. Manusia lari kepadaagama disebabkan oleh ketidakberdayaannya menghadapi bencana ataupun musibah. Ini artinya bahwa manusia perlu agama untuk menghindarkan diri dari rasa takut ataupun bahaya. Semakin manusia melakukan kesalahan, semakin dihantui oleh rasa takut akan ancaman dan cobaan yang datang dari keyakinan terhadap sesuatu yang dipandangnya sakral dari agama yang dianutnya.

Secara spekulasif sebagian orang beranggapan  bahwa agama adalah respons terhadap kebutuhan-kebutuhan yang tidak sepenuhnya terpenuhi. Pernyataan diatas belum dapat dikatakan benar, namun setidaknya ada gambaran bahwa orang memerlukan agama untuk memperoleh rasa nyaman, aman, damai, dan terbebas dari mara bahaya. Keinginan orang terhadap rasa nyaman,aman, damai, dan terhindar  dari bahaya-bahaya dalam kehidupan  adalah suatu keniscayaan yang harus konkrit  dalam dimensi psikologis. Apabila semua itu tidak realistis, orang merasakan ada sesuatu yang hilang, sehingga dapat menimbulkan kegalauan, stress, depresi.

Individu yang beragama, seyogyanya berperilaku layaknya seorang hamba Tuhan dengan meninggalkan perbuatAn-perbuatan pelanggaran untuk kemudian menunaikan kewajiban-kewajiban yang mendatangkan kemaslahatan bagi dirinya dan lingkungannya. Karena agama sesungguhnya adalah seperangkat aturan yang membantu umat menjalani kehidupan yang baik, sesuai kodrat kemanusiaannya yang menolak kenistaan dan menemukan kehidupan sejati lahir dan batin. 

Agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaannya sendiri dan keberadaan alam semesta. Agama dapat membangkitkan kebahgiaan batin yang paling sempurna, dan juga perasaan takut dan ngeri. Meskipun perhatian kita tertuju sepenuhnya kepada adanya suatu dunia yang tidak dapat dilihat (akhirat), namun agama juga melibatkan dirinya dalam masalah-masalah kehidupan sehari-hari di dunia ini. Agama senantiasa dipakai untuk menanamkan keyakinan baru ke dalam hati sanubari terhadap alam ghaib dan surge-surga telah didirikan di alam tersebut. Namun demikian agama juga berfungsi melepaskan belenggu-belenggu adat atau kepercayaan manusia yang usang.

Agama memberi lambang-lambang kepada manusia, dengan lambang-lambang tersebut mereka dapat mengungkapkan hal-hal yang susah diungkapkan, meskipun hakikat pengalaman keagamaan selamanya tidak dapat diungkapakan. Ide tentang Tuhan telah membantu memberi semangat kepada manusia dalam menjalankan tugas-tugasnya sehari-hari, menerima nasibnya yang tidak baik, atau bahkan berusaha mengatasi kesukaran-kesukaran yang banyak dan berusaha mengakhirinya. 

Bagi orang-orang yang hidup dalam masyarakat macam apa pun, konsepsi tentang agama merupakan bagian tak terpisahkan dari pandangan hidup mereka dan sangat diwarnai oleh perasaan mereka yang khas terhadap apa yang dianggap sakral. Dikalangan masyarakat Barat, agama terjalin erat dengan cita-cita yang sangat kita dambakan, denagn kepecayaan kepada Tuhan Allah (Bapak), Yesus Kristus Sang Putra, dan kepada nasib manusia yang sangat berherga dan luhur. Tetapi agama dalam pengertian umum tidak dapat disamakan dengan pengertian kita sendiri atau bahkan dengan pola pemikiran manapun.

Agama yang dianut manusia, tidak seperti perekonomiannya, tidak dapt diambil dari salah satu anugrah yang dimiliki bersama dengan binatang-binatang lainnya.

C.      Hubungan Agama Dan Manusia
Kondisi umat islam dimasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena kehidupan yang dapat menumbuh kembangkan sikap dan prilaku yang tidak bermoral atau degradasi nilai-nilai keimanannya. Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :
1.  Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan film-film yang berbau porno.
2.  Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang mengubar  aurat.
3.  Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu justru berprilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama.
4. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka masih cenderung mengedepankan      kepentingan kelompoknya (partai atau organisasi) masing-masing.
Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak menguntungkan bagi umat itu sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang akan menghambat kenajuan umat islam dan bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah umat islam itu sendiri. Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi “Rahmatan lil’alamin” maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi).

Mereka diharapkan mampu mengintegrasikan antara pengamalan ibadah ritual dengan makna esensial ibadah itu sendiri yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : pengendalian diri, sabar, amanah, jujur, sikap altruis, sikap toleran dan saling menghormatai tidak suka menyakiti atau menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan bahwa umat islam harus mampu menyatu padukan antara nilai-nilai ibadah mahdlah (hablumminalaah) dengan ibadah ghair mahdlah (hamlumminanas) dalam rangka membangun “Baldatun thaibatun warabun ghafur” Negara yang subur makmur dan penuh pengampunan Allah SWT.

Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama merupakan : a. sumber moral, b. petunjuk kebenaran, c. sumber informasi tentang masalah metafisika, dan d. bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun duka.

a.   Agama Sumber moral
Dapat disimpulkan, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama. Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan larangan dalam agama.

b.  Agama Petunjuk Kebenaran
Sekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai jawaban atas pertanyaan ini Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai masa dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Para nabi dan Rasul ini diberi wahyu atau agama untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu atau agama inilah agama Islam, dan ini pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Dapat disimpulkan, bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena kebenaran yang gagal dicari-carioleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.

c.   Agama Sumber Informasi Metafisika
Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama tau iman, dan hanya Allah saja yang mengetahuinya. Dan Allah Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib ini dalam batas-batas yang dianggap perlu telah menerangkan perkara yang gaib tersebut melalui wahyu atau agama-Nya. Dengan demikian agama adalah sumber infromasi tentang metafisika, dan karena itu pula hanya dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika. Dengan agamalah dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah, alam akhirat, surga dan neraka, Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya. Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak sanggup menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat diketahui dengan agama, sebab agama adalah sumber informasi tentang metafisika.

d.  Agama pembimbing rohani bagi manusia
Dengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah atau sabar pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Bersyukur di kala sukadan sabar di kala duka inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh orang beriman. Dengan begitu hidup orang beriman selalu stabil, tidak ada goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang menakjubkan dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh Nabi. Keadaan hidup seluruhnya serba baik.Bagaiman tidak serba baik, kalau di kala suka orang beriman itu bersyukur, padahal “ Jika engkau bersyukur akan Aku tambahi” , kata Allah sendiri berjanji (Ibrahim ayat 7). Sebaliknya, orang beriman tabah atau sabar di kala duka, padahal dengan tabah di kala duka ia memperoleh berbagai keutamaan, seperti pengampunan dari dosa-dosanya(H.R Bukhari dan Muslim), atau bahkan mendapat surga (H.R Bukhari), dan sebagainya. Bahkan ada pula keuntungan lain sebagai akibat dari kepatuhan menjalankan agama, seperti yang dikatakan oleh seorang psikiater, Dr. A.A. Brill, “Setiap orang yang betul-betul menjalankan agama, tidak bisa terkena penyakit syaraf. Yaitu penyakit karena gelisah rsau yang terus-menerus.

D.  Agama Sebagai Petunjuk Tata Sosial
Rasulullah SAW bersabda : “Innamaa bu’itstu liutammima akhlaaq” Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. Yang bertanggung jawab terhadap pendidikan akhlak adalah orang tua, guru, ustad, kiai, dan para pemimpin masyarakat.  Pendidikan akhlak ini sangat penting karena menyangkut sikap dan prilaku yang musti di tampilkan oleh seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor, dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju mumdurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut. Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu adanya kerja sama yang sinerji dari berbagai pihak dalam menumbuhkembangkan akhlak mulya dan menghancur leburkan faktor-faktor penyebab maraknya akhlak yang buruk.

Kami di sini tidak mampu mengisyaratkan berbagai pemikiran klasik. Tetapi, kami akan menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan pemikiran klasik menurut pendapat kami. Pada masa datangnya budaya Islam, turunnya kitab-kitab suci dan diutusnya para Rasul yang mengantarkan manusia menuju jalan kesempurnaan. Hal ini sangatlah jelas, bahwa agama adalah petunjuk Tuhan Yang Penyayang dan Pemberi Hidayat kepada manusia hingga menyampaikan manusia pada kesempurnaan yang diinginkan. Tujuan agama adalah memberikan petunjuk pada manusia, sehingga dengan kekuatan petunjuk agama akan menyampaikannya menuju ke-haribaan Ilahi. Jika demikian, maka agama adalah perantara dalam membantu tugas manusia untuk merealisasikan tujuan mulianya. Dengan dasar ini, tidaklah mungkin digambarkan bahwa bagaimana mungkin ketika agama muncul manusia menjadikan tebusan dan pengorbanan pada dirinya. Jika seandainya manusia tidak berpegang pada prinsip agama, tidak menjadikan kesempurnaan kekuatan ruh agama. Maka tidak akan menyampaikannya ke tujuan agama. Jika manusia tanpa memperdulikan petunjuk agama dan agama hanya sebagai identitas lahirnya akan menjerumuskannya ke jurang kehancuran, dan yang pantas di sebut atheis.

Dalam pandangan Islam yang murni, agama sebagai jalan kebenaran dan keselamatan. Agama sebagai jalan menyampaikan pada tujuan dan kesempurnaan realitas wujud yang paling tinggi. Agama sebagai rantai dan penyambung antara Alam Malaikat dan Alam Malakut. Agama datang, hingga menjadikan manusia yang berasal dari kedalaman tanah menuju ke singgasana langit. Agama sebagai pengobat rasa takut kita. Agama sebagai pelindung terhadap berbagai kesulitan yang mendasar dari alam natural. Agama adalah bagian penting dari kehidupan manusia. Agama yang merubah ketakutan akan mati pada manusia menjadikannya sebagai sebuah harapan kehidupan yang abadi.

KESIMPULAN

    Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama. Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia karena Agama adalah Sumber moral, petunjuk kebenaran, sumber informasi tentang masalah metafisika, dan menjadikan bimbingan rohani bagi umat manusia yang menganut kepercayaan nya masing-masing.


SUMBER

http://makalahpgmi2013.blogspot.co.id/2014/10/hubungan-manusia-dan-agama.html









Minggu, 16 April 2017

THANK YOU SO MUCH,LOMBOK!!!

 Hallo Assalamualaikum.kali ini gua ingin sedikit sharing salah satu liburan yang paling terkesan dan bakal selalu gua kenang.dengan melalui video singkat ini,semoga kalian terhibur dan bisa liburan ke Pulau Lombok juga,aamiin.yakaligakuy haha 🙌🎉🎬🍹

SEJARAH TEKNIK INDUSTRI

     Hallo Assalamualaikum.kali ini saya akan membahas tentang sejarah teknik industri.teknik industri ini sendiri adalah jurusan kuliah saya dan sudah memasuki semester 2.belum terlalu signifikan pelajaran tentang teknik industri karena saya masih awal.namun saat semester satu mata kuliah perdana yang menyangkut teknik ini adalah pengantar teknik industri,yang dimana saya diajarkan dari dasar nya teknik industri ini termasuk sejarah bagaimana teknik industri ini terbentuk di berbagai negara di seluruh dunia..maka dari itu saya akan mengutip sejarah tentang teknik industri.selamat membaca :)

Apa itu Teknik Industri ?

      Teknik Industri adalan teknik yang berkaitan dengan perbaikan, desain dan instalas isistem yang terintegras iantara manusia, material, informasi, peralatan, modal energi, dan manajerial tahu-bagaimana menjadi sistem yang akan memberikan kualitas tinggi, produk lebih murah ata ulayanan yang lebih cepat. Hal ini berdasarkan pengetahuan khusus dan keterampilan dalam ilmu matematika, fisik dan sosial bersama dengan prinsip-prinsip dan metode analisis rekayasa dan desain untuk menentukan memprediksi dan mengevaluasi hasil yang akan diperoleh dari sistem tersebut. Industri insinyur bekerja sebagai insinyur produksi, manajer supply chain, insinyur kualitas, staf penelitian dan pengembangan, analis sistem informasi, dan sama. Mereka dapat bekerja untuk bisnis seperti perusahaan manufaktur, badan pemerintah, atau perusahaan jasa yang berorientasi yang ingin operasi meningkat dan mengurangi biaya. Banyak industri insinyur memulai perusahaan mereka sendiri atau pergi ke konsultasi. Teknik industri merupakan perpaduan antara ilmuteknik, ilmu ekonomi dan human sciences, terus mengalami perkembangan seiring dengan aktivitas riset dan pengembangan teknologi. Teknik Industri berkembang di banyak negara, baik melalui perguruan tinggi, litbang industri maupun litbang pemerintah. Kajian Teknik Industri pun makin marak, untuk itu diperlukan Sistem Jaringan Keilmuan Teknik Industri (Sijakti).

Sejarah Teknik Industri

 1. Sejarah Teknik Industri Dunia 

     Awal mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa sumber berbeda. Frederick Winslow Taylor sering ditetapkan sebagai Bapak Teknik Industri meskipun seluruh gagasannya tidak asli. Beberapa risalah terdahulu mungkin telah mempengaruhi perkembangan Teknik Industri seperti risalah The Wealth of Nations karya Adam Smith, dipublikasikan tahun 1776; Essay on Population karya Thomas Malthus dipublikasikan tahun 1798; Principles of Political Economy and Taxation karya David Ricardo, dipublikasikan tahun 1817; dan Principles of Political Economy karya John Stuart Mill, dipublikasikan tahun 1848. Seluruh hasil karya ini mengilhami penjelasan paham Liberal Klasik mengenai kesuksesan dan keterbatas dari Revolusi Industri. Adam Smith adalah ekonom yang terkenal pada zamannya. "Economic Science" adalah frasa untuk menggambarkan bidang ini di Inggris sebelum industrialisasi America muncul . Kontribusi penting lainnya dan mengilhami Taylor adalah Charles W. Babbage. Babbage adalah profesor ahli matematika di Cambridge University. Salah satu kontribusi pentingnya adalah buku yang berjudul On the Economy of Machinery and Manufacturers tahun 1832 yang mendiskusikan banyak topik menyangkut manufaktur. Babbage mendiskusikan gagasan tentang Kurva Belajar (Learning Curve), pembagian tugas dan bagaimana proses pembelajaran dipengaruhi, dan efek belajar terhadap peningkatan pemborosan. Dia juga sangat tertarik pada metode pengaturan pemborosan. Charles Babbage adalah orang pertama yang menganjurkan membangun komputer mekanis. Dia menyebutnya "analytical calculating machine" , untuk tujuan memecahkan masalah matematika yang kompleks.

    Di Amerika Serikat selama akhir abad 19 telah terjadi perkembangan yang mempengaruhi pembentukan Teknik Industri. Henry R. Towne menekankan aspek ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni bagaimana seorang insinyur akan meningkatkan laba perusahaan? Towne kemudian menjadi anggota American Society of Mechanical Engineers (ASME) sebagaimana yang dilakukan beberapa pendahulunya di bidang Teknik Industri. Towne menekankan perlunya mengembangkan suatu bidang yang terfokus pada sistem manufactur. Dalam Industrial Engineering Handbook dikatakan bahwa "ASME adalah tempat berkembang biaknya Teknik Industri". Towne bersama Fredrick A. Halsey bekerja mengembangkan dan memaparkan suatu Rencana Kerja untuk mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan Recana ini adalah meningkatkan produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif terhadap ongkos produksi. Rencana ini juga menganjurkan bahwa sebagian keuntungan dapat dibagikan kepada pekerja dalam bentuk insentif. Henry L. Gantt (juga anggota ASME) menekankan pentingnya seleksi karyawan dan pelatihannya. Dia, seperti juga Towne dan Halsey, memaparkan paper dengan topik-topik seperti biaya, seleksi karyawan, pelatihan, skema insentif, dan penjadwalan kerja. Dia adalah pencipta Diagram Gantt (Gantt chart), yang saat ini merupakan diagram yang sangat populer digunakan dalam penjadwalan kerja. Sampai sekarang Gantt chart digunakan dalam bidang statitik untuk membuat prediksi yang akurat. Jenis diagram lainnya telah dikembangkan untuk tujuan penjadwalan seperti Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Mapping (CPM). Sejarah Teknik Industri tidak lengkap tanpa menyebut Frederick Winslow Taylor. Taylor mungkin adalah pelopor Teknik Industri yang paling terkenal. Dia mempresentasikan gagasan mengenai pengorganisasian pekerjaan dengan menggunakan manajemen kepada seluruh anggota ASME. Dia menciptakan istilah "Scientific Management" untuk menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi empiris. Kegiatannya, seperti yang lainnya, meliputi topik-topik seperti pengorganisasian pekerjaan dengan manajemen, seleksi pekerja, pelatihan, dan kompensasi tambahan bagi seluruh individu yang memenuhi standar yang dibuat perusahaan. Scientific Management memiliki efek yang besar terhadap Revolusi Industri, baik di Amerika maupun di luar negara Amerika. Keluarga Gilbreth diakui akan pengembangan terhadap Studi Waktu dan Gerak (Time and Motion Studies). Frank Bunker Gilbreth dan istrinya Dr. Lillian M. Gilbreth melakukan penelitian mengenai Pemahaman Kelelahan (Fatigue), Skill Development, Studi Gerak (Motion Studies), dan Studi Waktu (Time Studies). Lillian Gilbreth memeliki gelasr Ph.D. dalam bidang Psikologi yang membantunya dalam memahami masalah-masalah manusia. Keluarga Gilbreth meyakini bahwa terdapat satu cara terbaik ("one best way") untuk melakukan pekerjaan. Salah satu pemikiran mereka yang siginifikan adalah pengklasifikasian gerakan dasar manusia ke dalam 17 macam, dimana ada gerakan yang efektif dan ada yang tidak efektif. Mereka menamakannya Tabel Klasifikasi Therbligs (ejaan terbalik dari kata Gilbreth). Gilbreth menyimpulkan bahwa waktu untuk menyelesaikan gerakan yang efektif (effective therblig) lebih singkat tetapi sulit untuk dikurangi, demikian sebaliknya dengan non-effective therbligs. Gilbreth mengklaim bahwa setiap bentuk pekerjaan dapat dipisah-pisah ke dalam bentuk pekerjaan yang lebih sederhana. Saat Amerika Serikat menghadapi Perang Dunia II, secara diam-diam pemerintah mendaftarkan para ilmuwan untuk meneliti perencanaan, metode produksi, dan logistik dalam perang. Para ilmuwan ini mengembangkan sejumlah teknik untuk pemodelan dan memprediksi solusi optimal. Lebih lanjut saat informasi ini terbongkar. lahirlah Operation Research. Banyak hasil penelitian yang masih sangat teoritis dan pemahaman bagaimana menggunakannya dalam dunia nyata tidak ada. Hal inilah yang menyebabkan jurang antara kelompok Operation Research (OR) dan profesi insinyur terlalu lebar. hanya sedikit perusahaan yang dengan sigap membentuk departemen Operation Research dan mengkapitalisasikannya. Pada 1948 sebuah komunitas baru, American Institute for Industrial Engineers (AIIE), dibuka untuk pertama kalinya. Pada masa ini Teknik Industri benar-benar tidak mendapat tempat yang khusus dalam struktur perusahaan. Selama tahun 1960 dan sesudahnya, beberapa perguruan tinggi mulai mengadopsi teknik-teknik operation research dan menambahkannya pada kurikulum Teknik Industri.

     Sekarang untuk pertama kalinya metode-metode Teknik Industri disandarkan pada fondasi analisa, termasuk metode empiris terdahulu lainnya. Pengembangan baru terhadap optimisasi dalam matematika sebagaimana metode baru dalam analisa statistik membantu dalam mengisi lubang kosong bidang Teknik Industri dengan pendekatan teoritis. Kemudian, permasalahan Teknik Industri menjadi begitu besar dan kompleks pada dan saat komputer digital berkembang. Dengan komputer digital dan kemampuannya menyimpan data dalam jumlah besar, insinyur Teknik Industri memiliki alat baru untuk mengkalkulasi permasalahan besar secara cepat. Sebelumnya komputasi pada suatu sistem memakan mingguan bahkan bulanan, tetapi dengan komputer dan perkembangan sub-program "sub-routines", perhitungan dapat dilakukan dalam hitungan menit dan dengan mudah dapat diulangi terhadap kriteria problem yang baru. Dengan kemampuannya menyimpan data, hasil perhitungan pada sistem sebelumnya dapat disimpan dan dibandingkan dengan informasi baru. Data-data ini membuat Teknik Industri menjadi cara yang kuat dalam mempelajari sistem produksi dan reaskinya bila terjadi perubahan.

 2. Sejarah Teknik Industri Di Indonesia

     Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus Institut Teknologi Bandung. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktek sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik mesin merupakan kelanjutan dari profesi pada jaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin. Di Universitas Indonesia (www.ui.edu), keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia, situs resminya di http://www.ie.ui.ac.id/ Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota Pasuruan dan Klaten, pekerjaan itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin pabrik gula dan pabrik pengolahan hasil perkebunan yang terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dengan demikian kegiatan perancangan yang dilakukan oleh para sarjana Teknik Mesin pada waktu itu masih sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan suku-suku cadang yang sederhana berdasarkan contoh-contoh barang yang ada. Peran yang serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga terjadi di pabrik semen dan di bengkel-bengkel perkereta-apian. Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai. Pada masa itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin, sangat ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai untuk dibebani suatu pekerjaan. Pengalaman ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru memerlukan bekal pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar. Sekitar tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik. Pada tahun yang sama, 

     Orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin. Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang. Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi. Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah : Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional, Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB. Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971. 

Sumber :
http://www.kompasiana.com/andi_widodo/sejarah-berdirinya-teknik-industri-dunia-dan-di-indonesia_5500cc3f813311e118fa7d41


Sabtu, 15 April 2017

PELAPISAN SOSIAL

Rizman Triantoro
Universitas Gunadarma
Ahmad Nasher Si,kom.MM


   1. Pengertian Pelapisan Sosial

Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. 

Adapun para ahli mengemukakan pandangannya mereka .


a. Pitirim A. Sorokin
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat. Setiap lapisan itu disebut dengan strata sosial. Ditambahkan bahwa stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap pada setiap kelompok sosial yang teratur. Lapisanlapisan di dalam masyarakat memang tidak jelas batasbatasnya, tetapi tampak bahwa setiap lapisan akan terdiri atas individu-individu yang mempunyai tingkatan atau strata sosial yang secara relatif adalah sama.

b. P.J. Bouman
Stratifikasi sosial adalah golongan manusia dengan ditandai suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa yang tertentu dan karena itu menuntut gengsi kemasyarakatan.

c. Soerjono Soekanto
Stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.

d. Bruce J. Cohen
Stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.

e. Robert M. Z. Lawang

Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilege, dan prestise.
f. Horton dan Hunt
Stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.

g. Astrid S. Susanto
Staratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antar manusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun horisontal dalam masyarakatnya.


   2. Kriteria Stratifikasi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat mereka punya kriteria sendiri dalam mengukur tingkat sosial mereka, adapun kriterianya sebagai berikut.


  • Ukuran kekayaan, Siapapun yang memiliki kekayaan paling banyak maka akan termasuk pada lapisan atas. Kekayaan yang dimiliki seseorang akan terlihat secara nyata dari bentuk rumah, kendaraan pribadi, cara berpakaian dan bahan yang digunakan-nya, atau kebiasaan berbelanja barang-barang yang harganya tidak dapat dijangkau oleh semua lapisan. 
  • Ukuran kekuasaan, Siapapun yang memiliki kekuasaan atau wewenang maka akan menempati lapisan atas.
  • Ukuran kehormatan, ukuran ini tidak terlepas dari ukuran kekuasaan atau kekayaan. Orang yang disegani dan dihormati oleh masyarakat akan mendapat tempat pada lapisan atas. Mereka yang memiliki kehormatan pada umumnya adalah orang yang dituakan di masyarakat atau sebagai tokoh masyarakat
  • Ukuran ilmu pengetahuan, Ukuran ini dipakai masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan, tetapi terkadang bukan ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, melainkan gelar kesar-janaan. Akibatnya, terjadi perlombaan untuk mendapatkan gelar sarjana tanpa ada usaha untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Hal ini terjadi karena gelar kesarjanaan merupakan lambang dari ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Oleh karena itu, orang yang memiliki gelar tersebut akan tersanjung dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggota masyarakat pada umumnya. 
   
3. Sifat Stratifikasi Sosial

Dilihat dari sifatnya, stratifikasi sosial dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu bersifat tertutup, bersifat terbuka, dan bersifat campuran (tertutup dan terbuka).
  • Stratifikasi Sosial Tertutup


Stratifikasi sosial tertutup membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik lapisan atas maupun lapisan bawah. Di dalam sistem pelapisan yang demikian satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota atau warga suatu pelapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran.
Agar memperoleh pengertian yang jelas mengenai sitem stratifikasi sosial yang bersifat tertutup berikut ini dikemukakan ciri-ciri masyarakat india.
1)      Keanggotaannya diperoleh melalui warisan dan kelahiran sehingga seseorang secara otomatis dan dengan sendirinya memiliki kedudukan seprti yang dimiliki oleh orang tuanya.
2)      Keanggotaannya berlaku seumur hidup. Oleh karena itu, seseorang tidak mungkin mengubah kedudukannya, kecuali apabila ia dikeluarkan atau dikucilkan dari kastanya.
3)      Perkawinanya bersifat endogami, artinya seseorang hanya dapat mengambil suami atau istri dari orang sekasta.
4)      Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial (kasta) lain sangat terbatas.
5)      Kesadaran dan kesatuan suatu kasta, identifikasi anggota kepada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kasta, dan sebagainya.
6)      Kasta terikat oleh kedudukan yang secara tradisional telah ditentukan.
7)      Prestige suatu kasta benar-benar diperhatikan.
  • Stratifikasi Sosial terbuka

Pada sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke pelapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapannya sendiri, atau turun ke pelapisan sosial yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung. Contoh pelapisan sosial terbuka terdapat pada masyarakat di negara industri maju atau masyarakat pertanian yang telah mengalami gelombang modernisasi.
  • Stratifikasi Sosial Campuran

Stratifikasi sosial campuran artinya ada kemungkinan di dalam suatu masyarakat terdapat unsur-unsur dari gabungan kedua sifat pelapisan sosial. Misalny, pada bidang ekonomi menggunakan pelapisan sosial yang bersifat terbuka, sedangkan pada bidang yang lain seperti penggunaan kasta bersifat tertutup.


   4. Teori-teori Stratifikasi Sosial

Ada beberapa teori yang harus kita pahami dalam memplajari stratifikasi sosial,

  • Teori Evolusioner-Fungsionalis
Dikemukakan oleh ilmuwan sosial yaitu Talcott parsons. Dia menganggap bahwa evolusi sosial secara umum terjadi karena sifat kecenderungan masyarakat untuk berkembang, yang disebutnya sebagai ”kapitalis adaptif”.
  • Teori Surplus Lenski
Sosiolog Gerhard Lenski mengemukakan bahwa makhluk yang mementingkan diri sendiri dan selalu berusaha untuk mensejahterakan dirinya.
  • Teori Kelangkaan
Teori kelangkaan beranggapan bahwa penyebab utama timbul dan semakin intensnya stratifikasi disebabkan oleh tekanan jumlah penduduk.
  • Teori Marxian
Menekankan pemilikan kekayaan pribadi sebagi penentu struktur strtifikasi.
  • Teori Weberian
Menekankan pentingnya dimensi stratifikasi tidak berlandaskan dalam hubungan pemilikan modal.


   5. Unsur-Unsur Pembentuk Stratifikasi Sosial

1. Ascribed status : Status yang diperoleh tanpa usaha atau karena keturunan.
Contoh : anak dari kasta Brahmana masuk ke dalam kasta Brahmana.

2. Achieved status : Status yang diperoleh dengan usaha. 
Contoh : status mahasiswa diperoleholeh siswa SMA yang telah lulus dalam mengikuti tes perguruan tinggi.

3. Assigned status : Status yang diberikan karena seseorang telah berjasa.
Contoh : gelar Bapak Koperasi kepada Mohammad Hatta karena beliau telah berjasa mengembangkan koperasi di Indonesia.


   6. Dampak Positif dan Negatif dari Stratifikasi Sosial

Dalam paham di suatu masyarakat ada dampak positif maupun negatifnya , berikut.

  • Dampak Positif
Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.

  • Dampak Negatif
Akan ada konflik antara kelas lapisan sosial yang mengakibatkan perselisihan antar nya . 


KESAMAAN DERAJAT


   1. Pengertian Kesamaan Derajat

Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungankan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-undangan atau Konstitusi. Undang-undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai faktor kehidupan.

Pelapisan sosial dan kesamaan derajat mempunyai hubungan, kedua hal ini berkaitan satu sama lain. Pelapisan soasial berarti pembedaan antar kelas-kelas dalam masyarakat yaitu antara kelas tinggi dan kelas rendah, sedangkan Kesamaan derajat adalah suatu yang membuat bagaimana semua masyarakat ada dalam kelas yang sama tiada perbedaan kekuasaan dan memiliki hak yang sama sebagai warga negara, sehingga tidak ada dinding pembatas antara kalangan atas dan kalangan bawah.

   2. Pasal-Pasal Tentang Kesamaan Derajat

UUD 1945 menjamin hak atas persamaan kedudukan, hak atas kepastian hukum yang adil, hak mendapat perlakuan yang sama di depan hukum dan hak atas kesempatan yang sama dalam suatu pemerintahan. Setiap masyarakat memiliki hak yang sama dan setara sesuai amanat UUD 1945 yaitu.

Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan,” setiap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualiannya”. Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 menyatakan,” setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.”

Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 menyatakan,” setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”. Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 menyatakan, ”Setiap orang berhak bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapat perlindungan ddari perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”. Norma-norma konstitusional di atas, mencerminkan prinsip-prinsip hak azasi manusia yang berlaku bagi seluruh manusia secara universal.

Kesimpulan

Pada intinya manusia adalah makhluk sosial,yang dimana tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan kehadiran orang lain.dalam pelapisan sosial,berbagai pandangan dari beberapa ahli mengenai pelapisan sosial yang saya kutip tadi,memiliki makna yang hampir sama,yaitu membahas ukuran kehidupan manusia di takar dari berbagai aspek yang dimiliki manusia seperti kekayaan,kekuasaan,kehormatan,dan ilmu pengetahuan.berapa pun ukuran nya,derajat manusia pun tetap sama.jadi tetap lah bersyukur untuk semua yang telah dimiliki,karena kedamaian itu datang saat manusia mengucap syukur,Alhamdulilah.lalu belajar menghargai sesama umat manusia,karena berbeda itu indah.perbedaan lah yang membuat hidup menjadi lebih berwarna.insya Allah kita mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat,aminnnn.

Sumber

http://tugasesa.blogspot.co.id/2014/11/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat.html

PEMBIAYAAN USAHA BARU

Untuk melakukan usaha dalam pengembangannyan tentu kita memerlukan suatu pembiayaan yang begitu banyak sehingga harus melakukan suatu usaha...